RSS : Articles / Comments


Warga Besakih Banyak Menderita Rematik dan HipertensiAmlapura (Bali Post)

18.16, Posted by simple, 2 Comments


Pengayah ke Pura Besakih terkait karya agung Panca Bali Krama (PBK) dan Bhatara Turun Kabeh (BTK) terus berdatangan dari seluruh penjuru Bali, Sabtu (28/2) kemarin. Demikian juga warga yang sakit dan minta pengobatan ke pos kesehatan Pasraman Bali di Besakih, tetap berdatangan.

Sejumlah dokter dan bidan, kemarin, ngayah memberikan pelayanan di pos Pasraman Bali di Besakih yakni dr. Ayu Witriasih yang juga Kepala Puskesmas II Denpasar Barat, dibantu bidan Desak Novianti dan A.A. Mas Nagapadmi keduanya dari Puskesmas Denbar II. Selain itu, dr. LP Suwastini dari Puskesmas I Denpasar Barat, serta dr. Ni ketut Srinadi, seorang dokter jaga UGD RS Bakti Rahayu, Denpasar.

Dokter Srinadi mengatakan umumnya warga dari Desa Besakih dan sekitarnya yang datang ke pos pengobatan paling banyak menderita penyakit kulit, diikuti rematik dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Banyaknya penderita penyakit kulit diduga akibat di desa itu cuaca kerap lembab, sementara terjadi krisis air bersih sehingga penderita tak rutin mandi dengan sabun. Penderita rematik umumnya mengeluhkan sakit tulang di tiap persendian, diduga akibat suhu udara yang kerap dingin, sementara warga penderita umumnya dari kalangan petani akibat bekerja keras dan kerap berhujan. Sementara orang tua banyak menderita hipertensi, diduga mereka suka minum kopi guna menghangatkan badan di tengah suhu udara Besakih yang dingin.

Selain memberikan pelayanan pengobatan bagi warga desa Besakih dan sekitarnya serta para pemangku, juga tetap digelar ngayah mareresik (bersih-bersih) di sekitar pura. Sementara ratusan pengayah juga membantu lima Ida Pedanda istri selaku tapini. Selain membuat dan mempersiapkan berbagai jenis jajan, juga mulai menganyam klatkat, kulit tipat, pengayang, tamas, penyungsung serta berbagai jenis sampian lainnya.

Kalangan pengayah di antaranya dari Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Denpasar yang berkekuatan 100 orang. Rombongan Yayasan PR Saraswati dipimpin Ir. Bagus Lodji, M.S. terdiri dari kepala SD, SMP, SMA/SMK, dan Unmas. Selain ngayah majejahitan dan membuat klakat, Yayasan PR Saraswati juga madana punia Rp 5 juta dan sembako kepada panitia.

Selain itu, pengayah dari karyawan kantor Keuangan Negara Denpasar sebanyak 35 orang, karyawan BTDC 40 orang, dari Billabong 15 orang. Pihak BTDC juga menyerahkan 10 bak sampah berbahan fiber, tikar serta bibit pohon genitri diterima pihak panitia karya PBK dan BTK. Sementara pihak Billabong menyampaikan dana punia berupa sembako seperti beras, gula pasir, kopi bubuk, dupa, saput untuk pemangku serta uang tunai Rp 1 juta. Sementara SDN 4 Saraswati juga menyampaikan dana punia berupa uang tunai Rp 4.875.000. (013)

Panca Bali Krama

20.11, Posted by simple, No Comment


Umat Harus Lakukan 'Yasa Kerti'
NUWASEN Karya Agung Panca Bali Krama (PBK) dan Batara Turun Kabeh (BTK) digelar di Pura Penataran Agung Besakih, Rabu (25/2) kemarin. Dengan upacara itu diharapkan umat melakukan yasa kerti, terutama dalam bentuk kesiapan mental, kesucian hati, serta senantiasa menampilkan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci. Dengan menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak terpuji serta dapat menodai kesucian dan pelaksanaan Karya Panca Bali Krama.

Selain nuwasen karya (menetapkan hari baik memulai karya), juga digelar prosesi lainnya yakni negtegang, nyuci beras dan ngunggahang sunari. Upacara ini dipusatkan di Penataran Agung Besakih di-puput Ida Pedanda Gde Putra Tianyar dari Geria Menara, Sidemen. Sementara negtegang lan nyuci beras di-puput Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Sibetan.

Selain upacara di Penataran Agung Besakih, kemarin juga digelar upacara ngaturang pengandeg, nunas tirta panglukatan dan pamarisudha di Pura Dalem Puri, Besakih. Upacara itu di-puput Ida Pedanda Gde Putra Tembau dari Geria Gede, Aan, Klungkung yang juga yajamana karya PBK dan BTK. Upacara itu di-puput bersama Ida Pedanda Gde Nyoman Jelantik Dwaja dari Geria Budakeling.

Persembahyangan nuwasen karya di Besakih dihadiri Wagub Bali AAN Gede Puspayoga dan staf serta Asisten II Sekdakab Karangasem Ir. Komang Gde dan Ketua Bappeda Wayan Arthadipa, S.H.

Sementara itu, umat yang ngaturang ayah ke Besakih terus berdatangan. Tidak saja karyawan instansi pemerintah dan swasta, juga perorangan. Menurut sejumlah panitia, sambutan masyarakat terhadap Karya Panca Bali Krama tahun ini sangat antusias. Ini dapat dilihat dari jumlah umat yang ngaturang ayah setiap harinya. 'Jadi, umat tidak hanya sembahyang ke Besakih, tetapi telah berupaya terlibat sejak awal. Hal ini merupakan perkembangan yang sangat baik dalam kesadaran umat untuk ngaturang ayah,' katanya.

Dibandingkan 10 tahun lalu, animo masyarakat tidak setinggi saat ini. Ketika itu umat masih berpatokan pada sembahyang saat upacara puncak dan Ida Batara nyejer. 'Sekarang umat sudah terlibat sejak awal. Dan, ini merupakan perkembangan yang sangat baik,' katanya berulang-ulang. (013)

Ribuan Nasabah KKM Demo

19.33, Posted by simple, No Comment


Desak Dana Cair Sebelum Galungan
Amlapura (Bali Post) -
Ribuan nasabah Koperasi Karangasem Membangun (KKM), Senin (23/2) kemarin berdemo ke DPRD dan Kantor Bupati Karangasem. Usai menerima perwakilan nasabah, Wakil Bupati Karangasem Drs. IGL Rai mengatakan pihaknya membentuk tim guna mohon kepada Kapolda Bali agar dana nasabah KKM sebelum hari raya Galungan dan Kuningan, Maret ini sudah bisa dicairkan. 'Kami langsung membuat surat dan menyampaikannya kepada Kapolda Bali,' jelasnya.

Ribuan nasabah KKM kemarin datang sekitar pukul 09.00 ke DPRD Karangasem. Sebanyak 15 perwakilan mereka diterima Ketua DPRD Karangasem IW Sukadana, S.Sos. dan anggota Dewan lainnya. Perwakilan nasabah Nyoman Pasek membacakan pernyataan para nasabah yang isinya sembilan poin, di antaranya minta Ketua KKM I Gede Putu Kertia, S.E. dan Dirut I Nengah Wijanegara, S.E. segera dibebaskan. Sebab, mereka merasa tak dirugikan sistem KKM dan sebaliknya akibat kebijakan represif pihak kepolisian, KKM mengalami kerugian besar dan itu akan berlanjut selama koperasi itu tak dioperasikan kembali.

Dalam pernyataannya, mereka juga menyayangkan adanya laporan ke Mabes Polri, dengan menyatakan bahwa uang nasabah KKM sudah dikirim ke luar negeri (LN) dan Ketua KKM sudah siap-siap lari. Terkait hal itu, nasabah minta Kapolri secepatnya memeriksa aparat di Karangasem terkait laporannya itu. Atas pengaduan itu, Ketua DPRD Sukadana mengatakan bakal membentuk panitia khusus (pansus) guna menangani kasus yang membelit KKM.

Usai demo di DPRD, massa bergerak ke Kantor Bupati Karangasem. Sama dengan di DPRD, massa tertahan di depan pintu masuk Kantor Bupati karena dijaga ketat pasukan Dalmas. Namun sejumlah perwakilan massa diizinkan masuk dan diterima Wabup Karangasem serta Wakapolres Kompol Nyoman Wija.

Di depan Wabup dan stafnya, perwakilan massa minta dicarikan jalan keluar sehingga dana masyarakat yang terhimpun di KKM bisa dikembalikan secepatnya. Namun, jika pihak Pemkab tak mampu mengembalikan dana dengan uang dan aset yang sejak penggerebekan Jumat (20/2) dikuasai kepolisian, pemerintah diminta membebaskan KKM beroperasi kembali. (013)


Khawatir Mobil Ditarik Kembali



SEJAK pagi Senin (23/2) kemarin perkantoran pemerintah di Amlapura, Karangasem dijaga ketat polisi. Maklum, sejak sehari sebelumnya beredar isu bakal ada demo besar-besaran ribuan nasabah Koperasi Karangasem Membangun (KKM).

Selain kantor DPRD dan Bupati, perkantoran lainnya seperti Kejari, PN Amlapura juga ditutup pintu masuknya dan dijaga polisi. Demikian pula Jalan Ngurah Rai di depan kantor Bupati ditutup untuk lalu lintas dan dialihkan ke jalan lainnya. Sebab, ribuan nasabah memenuhi badan jalan. Sementara karyawan Pemkab Karangasem tampak sepi aktivitas, dan banyak di antaranya pulang lebih awal.

Sementara itu pelantikan perbekel yang direncanakan Selasa (24/2) pagi ini diundur, tanpa alasan jelas. Pagi ini direncanakan bakal digelar penggantian antarwaktu (PAW) seorang anggota DPRD Karangasem I Wayan Kari Subali. Anggota Komisi I ini sebelumnya anggota Fraksi PDI-P, namun belakangan mengajukan diri sebagai caleg pada Pileg 2009 lewat PNI-M. Namun, sejumlah anggota DPRD Karangasem kemarin mengaku masih ragu apakah PAW melalui sidang paripurna istimewa itu bisa berlangsung, karena dikhawatirkan banyak anggota Dewan yang tak hadir.

Sejumlah anggota Dewan dan caleg Senin (23/2) kemarin di Amlapura juga mengaku kelimpungan. Rencana mereka menarik dukungan berantakan gara-gara play (penarikan) uang di KKM buyar. Padahal, dengan play awal Maret, ada yang sudah merencanakan membeli 15 ekor babi untuk hari raya Galungan dan Kuningan dan dagingnya dibagikan kepada warga. Uang hasil penarikan lainnya juga untuk membeli baliho, dan mencetak alat peraga kampanye lainnya. Sejumlah investor KKM, baik dari kalangan orang berduit yakni pengusaha sampai Dewan pun, mulai khawatir sepeda motor atau mobil mereka yang dibeli dari KKM dan BPKB-nya masih ditahan di koperasi itu bakal ditarik kembali. (bud)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=11534

Soal Vila Dekat Pura Pidada

17.42, Posted by simple, No Comment


"Pengempon" dan Pemilik akan Dipertemukan Kembali
Singaraja (Bali Post) -
Masalah pembangunan vila untuk tempat tinggal di dekat Pura Pidada, Singaraja, tampaknya akan berlarut-larut. Pihak Lurah Banyuasri Ketut Yudistira berencana akan menggelar pertemuan ulang antara pengempon dan pemilik bangunan. Sementara pihak pengempon bersikeras agar pembangunan itu dihentikan sementara sebelum pemiliknya mendapat persetujuan dari pihak pengempon.

Dalam pertemuan sebelumnya, Kamis (12/2) lalu, pihak pengempon tak datang ke tempat pertemuan di kantor Lurah Banyuasri. Untuk itu Lurah Banyuasri Yudistira berencana akan menjadwal ulang pertemuan antara pengempon dan pemilik bangunan, namun kali ini akan dimediasi oleh Camat Buleleng. "Kami akan gelar pertemuan ulang dengan mediasi Camat Buleleng," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Buleleng Ketut Laksana mengatakan, bangunan di dekat Pura Pidada itu sejauh ini memang belum memiliki IMB. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan IMB, pemilik vila harus melengkapi surat persetujuan atau kesepakatan dari pengempon Pura Pidada dan persetujuan warga di sekitar bangunan tersebut. "Untuk itu, kami tinggal menunggu hingga pemilik bangunan mengajukan permohonan IMB dengan melampirkan persyaratan," katanya.

Dulu, kata Laksana, pemilik bangunan vila itu sempat diantar oleh Lurah Banyuasri Ketut Yudistira datang ke kantor KPT. Pemiliknya menanyakan tentang persyaratan mengajukan permohonan IMB. Setelah mendapatkan penjelasan tentang syarat-syarat tersebut, pemilik bangunan ternyata tidak datang lagi ke kantor KPT. "Tidak ada tindaklanjutnya, malahan bangunan sudah berdiri dan sudah ditempati," katanya.

Sementara Camat Buleleng Ida Bagus Suadnyana, S.H. meminta agar Lurah hati-hati menerima warga pendatang yang hendak membangun sesuatu di Buleleng. Karena, memang sering ada warga pendatang yang membangun terlebih dahulu baru kemudian mengurus perizinan. Seperti yang terjadi pada bangunan di dekat Pura Pidada yang sudah berdiri dan sekarang diprotes warga. "Sekarang setelah diprotes oleh pengempon, baru mengurus IMB dan minta bantuan kepada pihak kecamatan," katanya.

Soal bangunan vila yang berdekatan dengan kawasan Pura Pidada, kata Camat Suadnyana, memang sepantasnya pemilik bangunan meminta persetujuan kepada pengempon pura dan warga sekitar. Setelah terdapat persetujuan, baru kemudian pemilik bangunan mencari IMB. "Jangan hanya karena punya uang untuk membangun, lalu masalah aturan bisa jadi nomor dua," tandasnya.

Seperti diberitakan, warga pengempon Pura Pidada memprotes sebuah bangunan vila milik warga Belanda di dekat Pura Pidada. Protes dilakukan karena bangunan tersebut belum memiliki IMB dan belum mendapat persetujuan dari pengempon pura tersebut. (kmb15)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=11235

'Ngaturang Ayah' di Besakih

17.05, Posted by simple, No Comment


Layanan Kesehatan Makin Diminati Warga
Amlapura (Bali Post) -
Hari kedua pelaksanaan pelayanan kesehatan 'Ngayah Sareng Bali TV' di Besakih serangkaian Karya Panca Bali Krama di Pura Besakih diikuti ratusan krama Bali. Sementara pengobatan gratis yang dipusatkan di Pasraman Besakih dikunjungi 160 orang, lebih banyak dari kunjungan sehari sebelumnya. Mereka yang memanfaatkan pelayanan gratis itu; pemangku, prajuru adat, pengurus dinas, masyarakat umum termasuk warga asing yang mengalami kecelakaan. Warga Jerman tersebut mengalami kecelakaan lalu lintas (jatuh sendiri) ketika jalan menanjak. Atas informasi dari masyarakat, akhirnya ia mendatangi pos pelayanan kesehatan di pasraman tersebut.

Dari 160 warga yang datang, sebagian besar menderita penyakit kulit. Selebihnya, rematik dan rabun. Dokter Sudhana menyebutkan, kurangnya perhatian warga terhadap kebersihan diri dan lingkungan sebagai penyebab utama penyakit kulit seperti koreng. Apalagi, koreng sangat cepat menular melalui kontak pakaian, penggunaan sabun, air dan lainnya yang dilakukan secara bersamaan. 'Biasanya di desa kan satu handuk dipakai bersama sekeluarga. Itu harus dihindari guna memutus menularnya koreng. Begitu juga saat pencucian, harus dilakukan hingga bersih sempurna,' katanya.

Klian Dusun Batumadeg (satu dari delapan dusun di Desa Besakih) Wayan Suweta dan Sekretaris Dusun Ketut Pageh yang juga datang berobat menyebutkan, kesulitan air bersih menjadi salah satu penyebab sulitnya memutus penyakit koreng di wilayahnya. Dari 125 KK, sekitar 50 KK belum mendapat pelayanan air bersih (sambungan PDAM) sehingga mengandalkan air tadah hujan. Yang paling menjadi kekhawatiran adalah penyakit rabun yang menimpa banyak warga. Tak hanya yang berusia tua, juga anak-anak. Gangguan penglihatan ditandai dengan mata merah menahun. 'Beruntung, saat kami membutuhkan pengobatan, ada pelayanan kesehatan gratis. Kalau datang ke rumah sakit, otomatis kami butuh biaya,' sebut Suweta seraya mengaku kemampuan keuangan masyarakatnya sangat rendah.

Dalam kegiatan pelayanan kesehatan ini dokter yang ikut ngaturang ayah di antaranya dr. I Wayan Sudhana, Sp.PD., KGH., dr. Nyoman Astika, Sp.PD. dan dr. Wayan Budiasa (ketiganya dari BaliMed), dr. Made Yasa dari Penta Medika, dr. Made Sukana dan dr. Ni Ketut Srinadi (Bhakti Rahayu) dibantu sejumlah paramedis seperti Ketut Budiman, Parwati dan Utami Karunia (Bhakti Rahayu) serta Apoteker dan Asisten Apoteker Teguh dan Ita, Ranti dan Vina (Apoteker dan Asisten Apoteker KKB). Dalam kegiatan serupa Sabtu (20/2) dan Minggu (21/2) mendatang, sejumlah dokter sudah menyatakan kesiapannya untuk ngayah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Selain menjadi pusat pos pelayanan kesehatan selama Karya Panca Bali Krama dan Batara Turun Kabeh, Pasraman Besakih juga akan dijadikan wadah pengembangan generasi muda di desa itu. Di pasraman tersebut, secara bertahap akan dirancang untuk kegiatan pelatihan seperti bahasa Inggris, komputer, internet dan acara dharmatula yang melibatkan generasi muda. 'Saya sangat mendukung Pasraman Besakih menjadi pasraman modern,' ungkap General Manager (GM) Kandatel Bali I Gede Negara yang saat itu juga ngaturang ayah.

'Dukungan yang diberikan tentu berkaitan dengan teknologi informasi (TI) seperti internet. Kesehatan, kan sudah ditangani dokter (rumah sakit). Ya... saya TI-nya saja,' sebutnya. Untuk kegiatan sosial, ia juga sangat mendukung program 'Ngayah Sareng Bali TV' dengan mengerahkan seluruh kekuatan Kandatel, Minggu (22/2) mendatang.

Selain pelayanan kesehatan, acara 'Ngayah Sareng Bali TV' juga diisi bersih-bersih di kawasan Pura Besakih. Acara diawali persembahyangan bersama di Pura Batumadeg dan Penataran Agung Besakih, sebagaimana dilakukan sehari sebelumnya. (bal)

Pohon Cemcem Tumbang,Sembilan "Pelinggih" HancurTabanan (Bali Post)

07.17, Posted by simple, No Comment


Angin kencang yang melanda Tabanan dalam beberapa hari belakangan, menimbulkan rasa waswas bagi penduduk. Angin kencang Minggu (8/2) siang kemarin menyebabkan tumbangnya pohon Cemcem atau Cenggu di Pura Taman Sari, Banjar Dencarik, Subamia, Tabanan. Akibatnya, sembilan pelinggih di pura itu luluh lantah.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, tetapi kerugian yang ditimbulkan tidak kecil. Pohon Cemcem itu tumbang sekitar pukul 12.00 wita akibat angin yang berhembus sangat kencang di Banjar Dencarik yang dekat persawahan itu. Salah satu warga Ni Wayan Erawati (27) yang rumahnya hanya berjarak sekitar 5 meter dari pura itu melihat langsung kejadian itu. Ia mendengar suara keras dari pohon tumbang yang berada di samping kiri pelinggih Beji Pura Taman Sari.

Pohon setinggi 10 meter tersebut tumbang menghancurkan sembilan pelinggih yang terdapat di Pura Taman Sari. Suaranya terdengar hingga radius 150 meter. Walau sejumlah pura hancur, pelinggih Beji yang posisinya berada di samping batang pohon tidak mengalami kerusakan. Tumbangnya pohon itu malah menghancurkan pelinggih di dalam pura.

Masyarakat sekitar langsung berdatangan ke lokasi. Sebuah mesin pemotong kayu dipergunakan untuk memindahkan pohon tersebut dan warga bergotong royong melakukan pembersihan. Pemaksan Banjar Dencarik I Wayan Suarja yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, bangunan yang hancur antara lain pelinggih Gedong Simpen yang atapnya terbuat dari ijuk, pelinggih Simpangan Jati Luwih, pelinggih Sarin Loji, pelinggih Jero Nyoman, pelinggih Simpangan Bongli, pelinggih Simpangan Dalem Kebon Tingguh, sebuah Bale Linggih yang terdapat di tengah kawasan pura Luhur Taman Sari dan kerusakan kecil pada pelinggih Pura Beji. Selain itu, tembok penyengker pura yang di-sungsung Banjar Dencarik dan Banjar Ambal-Ambal itu juga hancur tertimpa dahan pohon yang besar.

Perbekel desa setempat I Wayan Sudiana mengaku belum bisa memperkirakan, berapa jumlah kerugian akibat musibah itu. Selain pohon yang tumbang itu, di timur lokasi pura juga terdapat banyak pohon besar yang dinilai cukup membahayakan bangunan pura. Ia mengaku akan meminta persetujuan masyarakat untuk menebang sejumlah pohon itu. (kmb14)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10904

Ombak Mengganas di Buleleng

16.38, Posted by simple, No Comment


Puluhan Rumah Hancur, Sawah Terendam Air Laut
Singaraja (Bali Post) -
Ombak besar yang terjadi sejak Kamis (5/2) sore hingga Sabtu (7/2) kemarin di perairan Buleleng, makin ganas. Puluhan rumah warga di tepi pantai Desa Bungkulan Kecamatan Sawan dan di sejumlah desa di Kecamatan Buleleng serta Kecamatan Seririt, Sabtu kemarin, dilaporkan rusak parah.

Air laut yang meluap ke daratan juga membuat ratusan hektar sawah di tepi pantai terendam dan diperkirakan akan mengalami gagal panen. Puluhan pohon kelapa juga hanyut terseret gelombang pasang. Meski belum ada laporan korban jiwa, namun warga yang kehilangan tempat tinggal harus mengungsi ke rumah saudara mereka yang berada di desa yang jauh dari pantai.

Informasi yang dikumpulkan kemarin, menyebutkan ombak besar yang diperkirakan mencapai ketinggian hingga lima meter itu menimbulkan kerusakan paling parah di Desa Bungkulan. Tercatat empat dusun di desa itu porak poranda diterjang ombak yakni Dusun Badung, Dusun Seme, Dusun Kubu Kelod, dan Dusun Dauh Munduk. Di empat dusun itu sedikitnya 59 rumah warga yang permanen maupun semipermanen mengalami keruskan.

Putu Sumerta, salah seorang petani di Bungkulan, mengaku mengalami kerugian jutaan rupiah. Semua lahan persawahannya yang luasnya 20 are itu terendam air laut. Sebagian lahan yang berisi sayur mayur tampak layu bahkan sudah ada yang mati. 'Tidak bisa ngomong sekarang, tak bisa berbuat apa-apa, ombaknya sangat besar,' katanya.

Perbekel Desa Bungkulan, Ketut Kusuma Ardana, mengatakan bencana yang menimpa warganya awal tahun 2009 ini lebih parah dibandingkan bencana serupa yang terjadi setahun lalu. Setahun lalu, warga masih bisa menyelamatkan barang-barangnya dan rumah yang rusak tidak terlalu parah. Namun sejak kamis lalu, gelombang tingga mencapai lima meter telah membuat puluhan rumah warga hancur. 'Bahkan, peralatan para nelayan hilang dan hanyut ke tengah laut. Selain terendam air laut, banyak lahan sawah yang hilang karena abrasi,' katanya.

Di wilayah Kecamatan Buleleng, ombak besar terus menerjang permukiman warga di tepi pantai Desa Pemaron, Desa Anturan, dan Desa Kalibukbuk. Hingga Sabtu kemarin, jumlah rumah nelayan di Kalibukbuk yang mengalami kerusakan dari tingkat sedang hingga parah sudah mencapai lebih dari sepuluh rumah yang dihuni oleh sekitar 14 KK. Di Kecamatan Seririt, ombak besar menerjang rumah warga nelayan di Desa Pengastulan dan Lokapaksa yang juga mengakibatkan puluhan rumah mengalami kerusakan. (kmb15

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10893

Saat Malam "Pengerupukan"

16.49, Posted by simple, No Comment


"Ogoh-ogoh" akan Ditiadakan
Gianyar (Bali Post) -
Pawai ogoh-ogoh pada saat malam pengerupukan tahun ini akan ditiadakan di Gianyar. Dengan pertimbangan, pada hari tersebut merupakan masa pelaksanaan kampanye yang diselenggarakan KPU dalam rangka pemilihan umum (pemilu) mendatang. Demikian disampaikan Ketua Majelis Madya Desa Pakrman (MMDP) Gianya,r A.A. Alit Asmara, beberapa waktu lalu.

Pantauan di beberapa wilayah, menjelang perayaan Nyepi sudah mulai nampak kegiatan pembuatan ogoh-ogoh untuk diarak pada malam pengerupukan. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok warga ini merupakan kebiasaan yang dilakukan tiap tahun menjelang Nyepi. Soal waktu pawai bersamaan dengan masa kampanye sehingga aktivitas pawai ogoh-ogoh akan ditiadakan, belum ada pemberitahuan resmi kepada setiap desa.

Sementara pertimbangan MMDP meniadakan ogoh-ogoh, katanya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada hari pengerupukan. Ini juga sebagai salah satu hasil koordinasi dengan pihak KPU dalam menjalankan dharmaning negara dan dharmaning agama. Bahkan dalam rapat koordinasi yang dipimpin Asisten I, A.A. Muter, Rabu lalu, juga sempat menyinggung masalah ogoh-ogoh di Gianyar pada malam pengerupukan. Pertimbangan majelis yang akan meniadakan ogoh-ogoh pada hari itu akan disampaikan kembali pada bendesa se-Kabupaten Gianyar dalam pertemuan di Pura Samuantiga, Bedulu, Blahbatuh, 13 Februari mendatang.

Menurut Asmara, kehadiran ogoh-ogoh pada malam pengerupukan bukan wajib hukumnya. Dalam sastra, tidak ada yang mengatur di malam pengerupukan diharuskan ada ogoh-ogoh. Kegiatan tersebut merupakan kreativitas seni yang dilakukan oleh masyarakat. Mengingat tahun ini kegiatan tersebut bersamaan dengan masa kampanye yang dilakukan oleh partai politik dan para caleg, tidak menutup kemungkinan rentan akan gejolak. Peniadaan ogoh-ogoh tahun ini menjadi salah satu upaya mengatasi gangguan kamtibas dalam perayaan Nyepi 2009.

Namun, jika suatu desa mempunyai tradisi yang sama sekali tidak bisa meniadakan ogoh-ogoh, maka dalam hal ini desa pakraman bersangkutan yang bertanggung jawab. "Akan tetapi, jika sama sekali tidak ada konteks tersebut dan pawai ogoh-ogoh hanya untuk sekadar menampung kreativitas seni, maka bendesa di wilayah itu akan dibebankan tanggung jawab keamanan dalam kegiatan itu," katanya. (kmb16)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10848

Lagi, Longsor di Buleleng

16.40, Posted by simple, No Comment


'Sanggah' dan Rumah Rusak
Singaraja (Bali Post) -
Kabupaten Buleleng sepertinya tak henti-henti dirundung bencana. Setelah dua bukit di Tejakula longsor, Jumat (6/2) kemarin terjadi lagi bencana longsor di tiga tempat yang berbeda. Selain longsor, pada saat bersamaan ombak besar melanda perairan Buleleng, sehingga mengakibatkan tiga rumah nelayan di Desa Kalibukbuk rusak.

Bencana longsor terjadi di Jalan Raya Singaraja-Denpasar, tepatnya di Dusun Wirabuana Desa Gitgit Kecamatan Sukasada. Longsor juga terjadi di Desa Pakisan Kecamatan Kubutambahan, dan di Desa Unggahan Kecamatan Seririt. Longsor di Gitgit terjadi ketika hujan lebat melanda daerah itu sejak Kamis (5/2) sore hingga Jumat pagi kemarin. Saat itu pekarangan rumah Nyoman Gampil, warga Gitgit, tergerus ke tengah jalan dan sempat membuat arus lalu lintas Singaraja-Denpasar macet total selama sekitar dua jam.

Longsor di Desa Pakisan menyebabkan sebuah bangunan sanggah kemulan milik Gede Sweker tergerus ke jurang. Di Unggahan, longsor menyebabkan sejumlah bangunan milik Putu Sudiarka, seperti rumah, dapur, kamar mandi dan kandang babi, mengalami rusak parah.

Sementara itu di perairan ombak besar yang terjadi mulai Kamis hingga Jumat kemarin menerjang rumah-rumah nelayan yang berada di tepi pantai. Data sementara menyebutkan, tiga rumah semipermanen di Banjar Dinas Celuk Buluh, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, rusak setelah diterjang ombak besar. Sementara puluhan nelayan di daerah ini mengungsi ke tempat yang aman. 'Ombaknya kira-kira lima meter menerjang tanggul dan air laut masuk ke rumah kami,' kata Komang Budi (35), warga di Celuk Buluh, yang rumahnya rusak diterjang ombak.

Dua warga nelayan lain yang rumahnya rusak diterjang ombak adalah Ketut Artana (39) dan Wayan Suartawa (31). Terjangan ombak yang masuk ke daratan itu membuat rumah dan alat-alat penangkap ikan mereka rusak parah. Artana dan Suartawa mengaku pada saat ombak besar setahun lalu, rumah mereka sebenarnya sudah rusak diterjang ombak. Namun rumah itu sudah sempat diperbaiki. Saat terjadi ombak besar kemarin rumah yang baru diperbaiki itu kembali rusak. Hingga Jumat sore kemarin angin kencang dan ombak besar masih terjadi di sepanjang perairan Buleleng. (kmb15)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10827

Soal Vila di Jalur Hijau

17.09, Posted by simple, No Comment


Eksekutif-Legislatif Silang Pendapat
Terjadi Silang pendapat antara eksekutif dan legislatif Badung tentang kawasan jalur hijau. Kepala Dinas Cipta Karya (DCK) I Ketut Suwandi membantah bangunan vila di Banjar Jempinis, Pererenan seperti dalam surat Masyarakat Peduli Lingkungan tersebut berada dalam kawasan jalur hijau. Namun, Sekretaris Komisi A DPRD Badung justru makin ngotot dan menyebut eksekutif Badung main-main dengan aturan.


SUWANDI, Kamis (5/2) kemarin, menjelaskan vila tanpa nama di Jempinis berdiri di daerah lahan basah atau tegalan dan bukan jalur hijau. Awalnya bangunan itu kecil dan digunakan untuk tempat meditasi serta dibangun sebelum tahun 2007 tanpa ada IMB. DCK sempat memberikan teguran sebanyak dua kali.

Lantas keluar Perbup Badung No. 22 Tahun 2007, yang mengatur pemutihan izin vila. Bangunan ini pun akhirnya memperoleh IMB yakni Nomor 1359 tahun 2007. Tetapi lama-kelamaan tempat meditasi ini makin meluas dan dibangun dengan perubahan fungsi menjadi vila. Pemilik lantas mengajukan perubahan IMB menjadi izin vila. 'Izin itu yang hingga kini masih dalam proses,' kata Suwandi.

Mendengar alasan ini, Suweca justru bertambah ngotot. Suweca yang sempat mengecek langsung ke lokasi, menyatakan vila dimaksud jelas-jelas berada di kawasan jalur hijau, bukan lahan basah seperti yang dikatakan Suwandi. Katanya, yang dapat pemutihan izin sesuai perbup hanyalah vila yang berada di lahan basah. Jadi vila tersebut sebenarnya telah melakukan penyerobotan jalur hijau. 'Intinya Perda No. 3 Tahun 2005 harus ditegakkan. Kalau mau tegakkan, ayo tegakkan. Kalau mau melanggar ayo melanggar ramai-ramai,' ujarnya.

Menindaklanjuti hal ini, Suweca mengaku akan melakukan pemanggilan terhadap DCK dan Satpol PP Badung guna meminta penjelasan. 'Saya sudah membuat suratnya. Pokoknya segera akan kami panggil,' katanya.

Sementara itu dari pantauan di lokasi vila, sedikitnya terdapat lima vila lagi di sekitar kawasan yang sama. Dari penuturan sumber, vila dengan IMB 1359 tahun 2007 itu diketahui milik orang Prancis. Perluasan vila masih dalam pengerjaan. Sejumlah pekerja masih tampak sibuk membuat gapura. Beberapa unit bangunan lain juga masih belum selesai dikerjakan.

Dari sumber itu juga diketahui, fasilitas vila dengan luas 50 are ini terbilang lengkap. Dari restoran hingga kolam renang. Keberadaan vila ini persis di pinggir sungai dan lahan persawahan. Sementara lahan itu sendiri disewa pemilik vila selama 25 tahun.

Yang mengejutkan, sumber juga menyebutkan, jalan setapak menuju kawasan vila dan lahan persawahan masih menjadi perseteruan hingga kini. Vila itu dianggap tidak memberikan kontribusi apa pun kepada desa setempat dan seenaknya membangun jalan pribadi. 'Makanya nama jalan masuk ke sini disebut Jalan Nganggoang Kita (Jalan Seenaknya Sendiri - red),' ujarnya. (ded)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=10818

Kasus Asusila Marak, Pejabat DiamTabanan (Bali Post)

10.24, Posted by simple, No Comment


Kasus asusila yang menimpa remaja dan anak-anak di Tabanan belakangan marak. Persetubuhan yang dilakukan kakek dan ayah terhadap dua anak kandung di Meliling, sejumlah kasus persetubuhan terhadap anak SMP dan SMA, hamil di luar nikah hingga kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), belakangan marak terjadi. Belum lagi aksi bolos sekolah pelajar untuk berkencan pada jam sekolah semakin menggila. Tetapi hingga saat ini belum ada penanganan yang berarti, pejabat terkait di Tabanan pun hanya diam.

Keprihatinan terhadap berbagai kasus yang menimpa siswa datang dari Ketua Komisi IV DPRD Tabanan, I Wayan Gunadi. Karena perbuatan Ri dilakukan saat jam sekolah, para guru dan kepala sekolah diminta memperhatikan betul-betul keberadaan siswanya. Demikian pula orang tua agar memantau dan meningkatkan komunikasi untuk menghindarkan kerapuhan mental dan moral. "Kasus tersebut telah mencoreng dunia pendidikan, kami minta Dinas Pendidikan segera bertindak," ujarnya di Tabanan, Senin (2/2) kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Wayan Adnyana mengakui peran guru BP yang belum maksimal menangani berbagai persoalan siswa. Selain itu, jumlah guru BP, guru Agama Hindu, guru Pendidikan Budi Pekerti, guru kesenian hingga guru bahasa daerah di Tabanan sangat kurang. "Untuk mengantisipasi berbagai kasus, dalam waktu dekat kami akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah," janjinya.

Kepala Kantor KB dan Pemberdayaan Perempuan Drs. I Nengah Sumerta, Senin kemarin, tidak bersedia memberikan banyak komentar terkait maraknya kasus yang berkaitan dengan anak dan perempuan itu. Hanya dikatakannya, sedang ada pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A), tetapi belum di-SK-kan. Ketika ditanya kapan lembaga itu resmi terbentuk dan bekerja, Sumerta yang didampingi Sri Malini, Kasi Pemberdayaan Perempuan, belum bisa memberi kepastian. Pemberdayaan Perempuan selama ini baru menyelenggarakan kegiatan Gerakan Sayang Ibu, belum menyentuh berbagai kasus baik persetubuhan terhadap anak dan remaja, tidak bertanggung jawab telah menghamili gadis (lokika sangraha) maupun KDRT.

Tertangkapnya I Putu Adi Suadnyana alias Robi alias Tingting (22), warga Banjar Grogak Tengah, Desa Delod Peken Tabanan beberapa waktu lalu, semakin menyingkap maraknya kasus amoral di Tabanan. Di hadapan petugas, Tingting mengaku telah menyetubuhi sekurangnya delapan anak SMP dan SMA untuk mengejar kepuasan. Ia tersangkut dua kasus, yakni laporan dari orang tua Ri (15) karena menyetubuhi Ri pada sebuah kamar kos di Jalan Diponegoro Kamasan. Ri mengaku bolos dari sekolah untuk bertemu tersangka dan melakukan adegan layak sensor.

Kasus sebelumnya, laporan IGA MS (14), seorang pelajar SMP di Tabanan telah hamil tujuh bulan, yang digarapnya di gudang Toko Kawan Pasar Tabanan. Tingting tanpa penyesalan mengaku telah menggarap puluhan ABG lainnya. Dengan demikian, ada dugaan kasus yang sebenarnya jauh lebih banyak dari yang ditangani pihak kepolisian. (kmb14)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10671

Bikin Tegang Warga Lebih

21.24, Posted by simple, No Comment


Remaja Pacaran dengan Siswa Kelas Lima SD
Gianyar (Bali Post) -
Warga Banjar Lebih Kelod, Desa Lebih, Gianyar, Sabtu (31/1) lalu sekitar pukul 23.00 Wita sempat dibuat tegang dengan kahadiran seseorang yang mencurigakan di sekitar areal Pura Segara, Desa Lebih. Ketegangan ini dikarenakan masyarakat setempat trauma dengan dua kasus pencurian pretima yang pernah terjadi di daerah tersebut. Namun ternyata, yang dicurigai tersebut orang yang sedang pacaran secara sembunyi-sembunyi.

Ialah Wayan Suk (20) asal Banjar Siyut, Telikup, Gianyar dengan T (15) yang masih duduk di kelas 5 SD sedang memadu kasih di tempat tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun Minggu (1/2) kemarin, kedua orang tersebut sempat memasuki pekarangan rumah milik Dewa Oka, yang bersebelahan dengan Pura Segara. Kedua pasangan tersebut sempat bercengkrama di belakang WC rumah Dewa Oka. Mendengar ada suara obrolan, Oka mendekati sumber suara tersebut dan menemukan dua orang yang lagi pacaran itu.

Mereka sempat ditanya sedang apa, namun tidak dijawab. Karena masih trauma dengan kejadian pencurian pretima, kedua orang tersebut kembali disambangi dan ditanya asalnya, si lelaki (Suk) mengaku dari Ubud, lalu pergi dan masuk ke areal Pura. Karena ketakutan, mereka akhirnya pergi.

Entah dari mana, informasi tersebut menyebar ke warga. Dalam waktu sekejap, warga Lebih Kelod sudah banyak yang keluar rumah sehingga membuat suasana tegang. Terlebih lagi, ada warga yang menemukan sepeda motor DK 6176 BL di tengah semak-semak dalam kondisi terbaring dan dikunci. Ini menambah kecurigaan warga, bahwa orang yang sempat masuk pura tersebut adalah pencuri.

Beruntung, polisi cepat bertindak mengamankan sepeda motor tersebut dari massa yang sudah terlihat emosi. Bersamaan dengan itu, warga Lebih I Made Lasia yang merupakan paman dari Suk datang untuk mengambil motor yang ditemukan warga tersebut. Rupanya, Suk setelah dari Pura Segara itu pergi ke rumah pamannya. Karena takut, kepada pamannya ia mengaku bahwa motornya kehabisan bensin sehingga pamannya datang mengambil motor yang telah diamankan Polisi.

Seizin Kapolres, Kapolsek Gianyar AKP Nyoman Suarnata menjelaskan, ketegangan warga ini dikarenakan adanya orang yang tak dikenal sebelumnya masuk pekarangan rumah dan pura pada malam hari. Hal ini membuat warga yang trauma atas kasus pencurian pretima yang pernah terjadi selama ini curiga. Namun setelah dijelaskan persoalannya, suasana kembali normal. (kmb16)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10651

Mitos Kala Rau

16.31, Posted by simple, No Comment



Kala Rau merupakan perwujudan setan dalam mitologi Bali. Setan ini hanya terbentuk dari sebuah kepala tanpa badan. Pada suatu ketika ia hendak minum air dari Tirta Amertha atau air kehidupan abadi, walau sesungguhnya air ini hanya diperuntukkan bagi para dewa-dewi. Dewi Ratih yang mengetahui hal itu memberitahukannya kepada Dewa Wisnu, yang kemudian melemparkan Cakranya dan memenggal kepala setan itu. Tetapi pada waktu itu juga kepala hingga di bagian leher telah menyentuh Tirta Amertha, sehingga dapat hidup abadi. Kepala itu kemudian hendak membalas dendam kepada Dewi Ratih dan mengejarnya di Kahyangan. Terkadang Dewi Ratih tertangkap dan menurut mitos ini terjadilah Gerhana Bulan.

http://pasektangkas.blogspot.com/