RSS : Articles / Comments


Kasus Asusila Marak, Pejabat DiamTabanan (Bali Post)

10.24, Posted by simple, No Comment


Kasus asusila yang menimpa remaja dan anak-anak di Tabanan belakangan marak. Persetubuhan yang dilakukan kakek dan ayah terhadap dua anak kandung di Meliling, sejumlah kasus persetubuhan terhadap anak SMP dan SMA, hamil di luar nikah hingga kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), belakangan marak terjadi. Belum lagi aksi bolos sekolah pelajar untuk berkencan pada jam sekolah semakin menggila. Tetapi hingga saat ini belum ada penanganan yang berarti, pejabat terkait di Tabanan pun hanya diam.

Keprihatinan terhadap berbagai kasus yang menimpa siswa datang dari Ketua Komisi IV DPRD Tabanan, I Wayan Gunadi. Karena perbuatan Ri dilakukan saat jam sekolah, para guru dan kepala sekolah diminta memperhatikan betul-betul keberadaan siswanya. Demikian pula orang tua agar memantau dan meningkatkan komunikasi untuk menghindarkan kerapuhan mental dan moral. "Kasus tersebut telah mencoreng dunia pendidikan, kami minta Dinas Pendidikan segera bertindak," ujarnya di Tabanan, Senin (2/2) kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Wayan Adnyana mengakui peran guru BP yang belum maksimal menangani berbagai persoalan siswa. Selain itu, jumlah guru BP, guru Agama Hindu, guru Pendidikan Budi Pekerti, guru kesenian hingga guru bahasa daerah di Tabanan sangat kurang. "Untuk mengantisipasi berbagai kasus, dalam waktu dekat kami akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah," janjinya.

Kepala Kantor KB dan Pemberdayaan Perempuan Drs. I Nengah Sumerta, Senin kemarin, tidak bersedia memberikan banyak komentar terkait maraknya kasus yang berkaitan dengan anak dan perempuan itu. Hanya dikatakannya, sedang ada pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A), tetapi belum di-SK-kan. Ketika ditanya kapan lembaga itu resmi terbentuk dan bekerja, Sumerta yang didampingi Sri Malini, Kasi Pemberdayaan Perempuan, belum bisa memberi kepastian. Pemberdayaan Perempuan selama ini baru menyelenggarakan kegiatan Gerakan Sayang Ibu, belum menyentuh berbagai kasus baik persetubuhan terhadap anak dan remaja, tidak bertanggung jawab telah menghamili gadis (lokika sangraha) maupun KDRT.

Tertangkapnya I Putu Adi Suadnyana alias Robi alias Tingting (22), warga Banjar Grogak Tengah, Desa Delod Peken Tabanan beberapa waktu lalu, semakin menyingkap maraknya kasus amoral di Tabanan. Di hadapan petugas, Tingting mengaku telah menyetubuhi sekurangnya delapan anak SMP dan SMA untuk mengejar kepuasan. Ia tersangkut dua kasus, yakni laporan dari orang tua Ri (15) karena menyetubuhi Ri pada sebuah kamar kos di Jalan Diponegoro Kamasan. Ri mengaku bolos dari sekolah untuk bertemu tersangka dan melakukan adegan layak sensor.

Kasus sebelumnya, laporan IGA MS (14), seorang pelajar SMP di Tabanan telah hamil tujuh bulan, yang digarapnya di gudang Toko Kawan Pasar Tabanan. Tingting tanpa penyesalan mengaku telah menggarap puluhan ABG lainnya. Dengan demikian, ada dugaan kasus yang sebenarnya jauh lebih banyak dari yang ditangani pihak kepolisian. (kmb14)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10671

Related Posts by Categories



No Comment