RSS : Articles / Comments


Saat Malam "Pengerupukan"

16.49, Posted by simple, No Comment


"Ogoh-ogoh" akan Ditiadakan
Gianyar (Bali Post) -
Pawai ogoh-ogoh pada saat malam pengerupukan tahun ini akan ditiadakan di Gianyar. Dengan pertimbangan, pada hari tersebut merupakan masa pelaksanaan kampanye yang diselenggarakan KPU dalam rangka pemilihan umum (pemilu) mendatang. Demikian disampaikan Ketua Majelis Madya Desa Pakrman (MMDP) Gianya,r A.A. Alit Asmara, beberapa waktu lalu.

Pantauan di beberapa wilayah, menjelang perayaan Nyepi sudah mulai nampak kegiatan pembuatan ogoh-ogoh untuk diarak pada malam pengerupukan. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok warga ini merupakan kebiasaan yang dilakukan tiap tahun menjelang Nyepi. Soal waktu pawai bersamaan dengan masa kampanye sehingga aktivitas pawai ogoh-ogoh akan ditiadakan, belum ada pemberitahuan resmi kepada setiap desa.

Sementara pertimbangan MMDP meniadakan ogoh-ogoh, katanya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada hari pengerupukan. Ini juga sebagai salah satu hasil koordinasi dengan pihak KPU dalam menjalankan dharmaning negara dan dharmaning agama. Bahkan dalam rapat koordinasi yang dipimpin Asisten I, A.A. Muter, Rabu lalu, juga sempat menyinggung masalah ogoh-ogoh di Gianyar pada malam pengerupukan. Pertimbangan majelis yang akan meniadakan ogoh-ogoh pada hari itu akan disampaikan kembali pada bendesa se-Kabupaten Gianyar dalam pertemuan di Pura Samuantiga, Bedulu, Blahbatuh, 13 Februari mendatang.

Menurut Asmara, kehadiran ogoh-ogoh pada malam pengerupukan bukan wajib hukumnya. Dalam sastra, tidak ada yang mengatur di malam pengerupukan diharuskan ada ogoh-ogoh. Kegiatan tersebut merupakan kreativitas seni yang dilakukan oleh masyarakat. Mengingat tahun ini kegiatan tersebut bersamaan dengan masa kampanye yang dilakukan oleh partai politik dan para caleg, tidak menutup kemungkinan rentan akan gejolak. Peniadaan ogoh-ogoh tahun ini menjadi salah satu upaya mengatasi gangguan kamtibas dalam perayaan Nyepi 2009.

Namun, jika suatu desa mempunyai tradisi yang sama sekali tidak bisa meniadakan ogoh-ogoh, maka dalam hal ini desa pakraman bersangkutan yang bertanggung jawab. "Akan tetapi, jika sama sekali tidak ada konteks tersebut dan pawai ogoh-ogoh hanya untuk sekadar menampung kreativitas seni, maka bendesa di wilayah itu akan dibebankan tanggung jawab keamanan dalam kegiatan itu," katanya. (kmb16)

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10848

Related Posts by Categories



No Comment