RSS : Articles / Comments


Menjaga Harmoni Alam Bali

06.07, Posted by simple, No Comment

Menjaga Harmoni Alam Bali
Danau, Laut, dan Gunung Harus Tetap Dijaga
Air merupakan sumber kehidupan. Karena itu, air dan sumber air seperti danau, jangan sampai diganggu atau dirusak. Demikian pula sungai dan laut jangan dicemari. Jika ini diganggu dan terganggu, dampak buruknya akan sangat dirasakan oleh umat. Demikian dikatakan dosen IHDN Made Surada, dosen Unhi Denpasar Wayan Budiutama dan A.A. Anom Kumbara serta dosen Universitas Negeri Yogyakarta A.A. Suryadarma.

UNSUR alam yang meliputi pertiwi, apah, teja, bayu, dan akasa (panca mahabhuta) penting dijaga agar tidak sampai tercemar dan mengalami kerusakan. Air, udara, dan tanah (pertiwi) mesti dijaga dengan baik. Jika itu tercemar, dampaknya akan dirasakan masyarakat. 'Unsur-unsur vital dalam buana agung itu mesti dijaga. Jika itu mengalami disharmoni, buana alit akan terkena dampaknya. Jika buana agung rusak, buana alit juga akan terkena dampak,' ujar Surada.

Dikatakannya, danau sangat disakralkan oleh umat Hindu. Danau itu berfungsi untuk penampung air sekaligus mengalirkan air ke kawasan sekitarnya sebagai sumber kehidupan. Air danau akan tetap tersedia manakala alam di sekitarnya tetap dilestarikan--pepohonannya dijaga, jangan sampai dibabat. Ketika turun hujan, pepohonan inilah yang berfungsi menahan air, kemudian tertampung di danau. Jika danau sampai dieksploitasi untuk kepentingan lain, fungsinya sebagai sumber air terganggu.

Suryadarma menambahkan air sangat diperlukan dalam kehidupan. Bahkan, hampir 80 persen tubuh manusia terdiri atas air. Karena itu, sumber-sumber air seperti danau mesti dijaga dan dipelihara. Ia tak setuju danau sampai dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Agar air tetap tersedia, tak mengalir begitu saja di permukaan tanah dan hanyut ke laut saat hujan, pohon-pohon mesti ditanam di daerah hulu. Hutan di sekitar danau mesti dilestarikan. Lanjut Surada, tak hanya danau, laut dan gunung pun mesti jangan dicederai. Gunung dan laut bagi umat Hindu amat disakralkan, karena memiliki nilai-nilai filosofi. Dalam konteks nyegara-gunung (hubungannya dengan upacara pitra yadnya), laut dan gunung amatlah disucikan. Termasuk juga dalam upacara melasti, mekiyis. Jika kawasan-kawasan yang disucikan itu diganggu, kita bisa bayangkan nasib Bali ke depan.

Anom Kumbara dan Budiutama mengatakan untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan, perlu ada semacam regulasi positif. Artinya, lewat penegakan sanksi hukum positif, diharapkan ada efek jeranya. Perlu ada penegakan hukum positif agar lebih mengikat. Mereka yang melakukan pencemaran air danau, sungai, laut dan sebagainya mesti ditindak tegas. 'Danau mesti tetap disakralkan. Jika telah diprofanisasi, kita akan kehilangan danau sebagai sumber air, tempat melasti dan kegiatan ritual lainnya,' katanya. (lun)

sumber @ http://balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=10340

Related Posts by Categories



No Comment