RSS : Articles / Comments


Tolak Investasi yang Menyasar Kawasan Hulu

10.06, Posted by simple, No Comment

INTENSITAS dan volume banjir yang terus meniangkat sepanjang tahun tampaknya perlu segera diantisipasi. Kesalahan mengelola alam akan membuat warga Bali dibayangi-bayangi banjir. Bali harus segera melakukan proteksi kawasan hulu dan segera melakukan pendekatan hukum yang lebih tegas terhadap pelaku kejahatan lingkungan. Kegagalan Bali dalam dua hal ini diprediksi akan memperluas wilayah serangan banjir setiap tahunnya.

Pakar lingkungan Unud Prof. IB Adnyana Manuaba, Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Ir. I Nyoman Ray Yusha,M.M. dan Dekan FMIPA Unud Raka Dalem, Sabtu (17/1) kemarin meminta Bali mengendalikan diri menerima tawaran investasi yang menyasar kawasan hulu. Selain beresiko merusak kawasan resapan air, kosentrasi investasi ke kawasan hulu akan menimbulkan multiekses baik dari segi kependudukan, polusi, penataan ruang termasuk memicu munculnya alih fungsi kawasan resapan.

Raka Dalem dan Ray Yusha menyarankan Bali segera melakukan pemetaan fungsi tata ruang dan membangun perlindungan atas kawasan-kawasan yang menjadi resapan air. Raka Dalem mengatakan menyusutnya wilayah sergapan banjir di hulu akan diperparah oleh kritisnya wilayah resapan di Denpasar. Kondisi ini pada tahun-tahun mendatang akan terus meluas dan banjir akan makin ganas. ' Resiko dan kerugian akibat banjir tahun-tahun mendatang akan lebih parah. Warga Denpasar harus membenerngi diri dengan melakukan kajian yang tepat atas kontruksi bangunan dan cermat dalam memilih lokasi pemukiman,' sarannya.

Ray Yusha bahkan mengingatkan agar Bali segeramengambil langkah yang lebih jelas dalam melindungi alur sungai. Kini, kata dia, banyak sungaia menglamai pendangkaln hebat akibat pengikisan daerah hulu turut membawa hanyut lumpur pengunungan. Akibatnya pada arus sungai yang dangkal, endapan lumpur sulit dihindarkan, sehingga sungai menjadi tak efektif. Ia juga mengingatkan agar kabupaten/kota merawat tukad mati. Alur tukad mati jangan sampai dianggap lahan tak bertuan, mengingat tukad mati merupakan bagin dario siklus alam dalam mengurai luapan air. ' Lemahnya daya tahan daerah hulu terhadap hempasan air permukaan akan beresiko bagi daerah hilir. Jika daerah Gianyar yag masuk daerah hulu juga rawan banjir, Denpasar yang kondisinya lebi padat dan di hilir jelas akan lebih parah. Terlebih arus air menuju laut di perkotaan makin kritis akibat pendangkalan dan dicaploknya daerah aliran sungai untuk kepentingan ekonomi,' ujarnya.

Di lain pihak pakar lingkungan Prof. IB Adnyana Manuaba mengatakan Bali harus mengakui bahwa ada banyak program pembanguan Bali yang harus dievaluasi kembali. Selama ini target-target proteksi terhadap pengawalan alam Bali tak terwujd karean polanya sangat partial. Sebagai kesatuan ekosistem Bali harus melakukan perencanaan terpadu lintas kabupaten/kota.

Ia meminta betonisasi di kawasan resapan di daerah hulu dibatasi. Selain itu, pemerintah harus memperbanyak kawasan tutupan dengan melarang pembukaan kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi. Kesalahan proteksi kawasan hulu ini akan menjadi ancaman yang menakutkan bagi warga Denpasar. 'Saya yakin jika hujan deras terus terkondisikan, tidur warga Denpasar tak akan pernah nyenyak. Banjir kini menjadi fenomena alam yang sulit diprediksi,' ujarnya. Ia berharap semua komponen di Bali belajar tunduk pada alam, bukan malah menunjukkan kekuasaan terhadap alam. (dir)

Related Posts by Categories



No Comment